Jejak Kehidupan Purba Banjarejo: “Pameran, Talkshow dan Peresmian Museum di Banjarejo”

Jejak Kehidupan Purba Banjarejo:  “Pameran, Talkshow dan Peresmian Museum di Banjarejo”

Museum Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM bekolaborasi bersama pemerintah desa Banjarejo, BPSMP Sangiran dan Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan pameran dan sosialisasi bidang museum kegeologian bertema “Jejak Kehidupan Purba Banjarejo” yang digelar pada 15-16 Agustus 2022. Pameran ini sekaligus menandai peresmian dua museum yaitu Museum Banjarejo dan Museum Situs Gajahan Sendang Gandri di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Museum Situs Gajahan Sendang Gandri terletak sekitar 2 kilo meter dari bale desa Banjarejo dan diresmikan oleh Bupati Grobogan, Sri Sumarni dengan penandatangan prasasti diikuti Profesor Yahdi Zaim dari ITB, Raden Isnu Hajar Sulistyawan Kepala Museum Geologi, dan Iskandar Mulia Siregar kepala BPSMP Sangiran. Penamaan Museum Situs Gajahan Sendang Gandri dilatarbelakangi oleh kegiatan ekskavasi yang dilakukan oleh BPSMP Sangiran Bersama ahli dari ITB sejak tahun 2017 dengan temuan fosil gajah purba. Sementara itu, di lingkungan bale desa Banjarejo, berdiri Museum Banjarejo yang diresmikan dengan pemotongan pita dan pemukulan gong oleh Bupati Grobogogan.

Dalam sambutannya, Raden Isnu Hajar Sulistyawan selaku Kepala Museum Geologi menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi suatu kebanggaan dan hal fenomenal. “Sesuai dengan arahan pimpinan, supaya membuat kebijakan langsung yang dapat bermanfaat untuk masyarakat. Sebagaimana salah satu tugas dari Museum Geologi adalah memberikan sosialisasi serta edukasi tentang kegeologian kepada masyarakat” tambah Isnu.

Museum Banjarejo memamerkan koleksi fosil fauna purba berusia Pleistosen akhir (sekitar 129.000-11.700 tahun yang lalu) dan peninggalan benda-benda bersejarah sisa kerajaan Hindu-Buddha, Medang Kamulan. Selain dapat diakses secara langsung, pameran ini juga bisa dikunjungi dengan virtual melalui tautan https://s.id/MuseumBanjarejo.

Setelah peresmian kedua museum, dan dibukanya kunjungan pameran, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi bidang museum kegeologian dikemas dalam acara talkshow “Jejak Kehidupan Purba Banjarejo” berlangsung selama dua hari, 15-16 Agustus 2022.

Pada hari pertama, Senin 15 Agustus 2022 Kegiatan talkshow diadakan dengan hybrid dan terbuka untuk umum, secara daring melalui Zoom sebanyak 151 Peserta serta YouTube Streaming dengan penonton sebanyak 232, dan peserta luring yang digelar di bale desa Banjarejo sebanyak 26 peserta terdiri dari guru-guru mata pelajaran sejarah di Kabupaten Grobogan.

Pada hari pertama Museum Geologi menghadirkan pembicara utama yaitu Profesor Yahdi Zaim ahli dari ITB, Raden Isnu Hajar Sulistyawan-Kepala Museum Geologi, Iskandar Mulia Siregar- Kepala BPSMP Sangiran, dan Achmad Taufik- Kepala Desa Banjarejo, kemudian Host talkshow oleh Paradita Kenyo Arum Dewantoro.

Hari kedua diadakan secara daring (webinar) dengan jumlah peserta Zoom sebanyak 211 Peserta dan 144 penonton YouTube, undangan peserta terdiri dari guru dan pelajar tingkat menengah pertama/SMP di Provinsi Jawa Tengah. Unggul Prasetyo Wibowo dan Ifan Yoga Pratama Suharyogi ahli paleontologi Museum Geologi menjadi pembicara di hari ke dua, Selasa 16 Agustus 2022, dan Host talkshow oleh Paradita Kenyo Arum Dewantoro. Pada masing-masing kegiatan sosialisasi, dilengkapi dengan virtual tour di Museum Banjarejo dan Museum Situs Gajahan Sendang Gandring.

Dalam sesi diskusi yang berlangsung, Achmad Taufik menjelaskan bahwa sebelum tahun 2015 banyak fosil di masyarakat yang tidak terawat dengan baik, dan bahkan marak penggalian fosil illegal, atas kesadarannya dalam penyelamatan fosil, Achmad menjadikan ruang tamu rumahnya untuk penyimpanan fosil, yang kemudian disusun dengan etalase sederhana dan diberi nama “Rumah Fosil Banjarejo”, hal ini dilakukan sebagai langkah awal konservasi fosil dan benda-benda bersejarah, kemudian pada tahun 2017 terdapat temuan fosil gajah purba dan melaporkannya ke BPSMP Sangiran, di mana saat ini, situs tersebut telah menjadi Museum Situs Gajahan Sendang Gandring.

Profesor Yahdi Zaim menggaris bawahi bahwa peneliti-peneliti Belanda belum pernah melaporkan temuan fosil di Banjarejo, fosil di sini murni temuan masyarakat. “Situs Banjarejo sangat luar biasa pentingnya, meskipun baru, dan potensi keberdaan fosil juga luarbiasa, hadirnya dua museum ini sangat penting, dapat memberikan edukasi dalam pelestarian, pengembangan untuk pendidikan masyarakat ataupun formal. Situs Banjarejo dapat menjadi contoh sangat bagus untuk daerah-daerah lain” tambah Yahdi.

Selaras dengan professor Yahdi. Kepala BPSMP Sangiran, Iskandar Mulia Siregar menyatakan bahwa penelitian kepurbakalaan di daerah Banjarejo belum terlalu lama, tetapi nilai pentingnya luar biasa. “BPSMP Sangiran mendapat laporan dari kepala desa tahun 2015 terkait penemuan fosil kepala kerbau purba, dan di tahun 2017 ditemukan fosil gajah purba di situs gajahan, mulai sejak itu BPSMP Sangiran banyak terlibat, dan secara rutin tiap tahun mengadakan kajian di situs Banjarejo” ungkap Iskandar.

Dengan diresmikannya dua museum di desa Banjarejo, Isnu melihatnya sebagai potensi yang luar biasa karena disertai dengan minat animo masyarakat yang tinggi. “Harapannya, dengan semua potensi yang ada, mampu memberikan nilai tambah, dan modal untuk meningkatkan perkekonomian wilayah. Kedepannya, Museum Geologi tetap berkomitmen untuk dapat bekerja sama dalam pengembangan Museum Banjarejo dan Museum Situs Gajahan Sendang Gandring, dan harapannya museum akan tetap bagus dan semakin maju” tambah Isnu.

Subkoordinator Peragaan Museum Geologi, Arief Kurniawan, mengatakan bahwa pameran dan sosialisai ini adalah bagian dari rangkaian kerja sama antara Museum Geologi, Pemerintah Desa Banjarejo, BPSMP Sangiran, dan ITB sejak akhir tahun 2021. “Pada 20 Januari 2022, Museum Geologi telah mengadakan kegiatan Pojok Kolaborasi bersama Museum Sangiran yang membahas tentang “Peran Museum Bagi Masyarakat”, kemudian 16 Maret 2022, Collection Talk, dengan tema “Mengupas Migrasi Kehidupan Purba: Jalur Kendeng-Randublatung-Muria” yang masih berhubungan dengan kegiatan sekarang” tambah Arief.

Apabila kita telah memasuki Museum Banjarejo, koleksi yang paling menarik perhatian adalah kepala kerbau purba (Bubalus paleokerabau), fosil ini memiliki tanduk sepanjang 115 cm, panjang tengkorak 65 cm dan lebar 35 cm, ditemukan pada tahun 2015 oleh Bapak Budi Setyo Utomo di lembah sungai Lusi, menurut Unggul Prasetyo Wibowo, fosil ini merupakan fosil kepala kerbau purba terlengkap yang pernah di temukan di Indonesia, oleh karena itu, fosil ini menjadi ikon dari Museum Banjarejo. “Fosil Babulus paleokerabau yang ditemukan di desa Banjarejo ini merupakan fosil kepala kerbau purba yang terlengkap, yang pernah ditemukan di Indonesia” ungkap Unggul.

Bagikan
Rifaldi Efriansyah, S.Pd.
Desainer Grafis dan Multimedia

Tim Kerja Edukasi dan Informasi