Berburu Fosil Moluska di Majalengka

Di antaranya, koleksi tersebut berasal dari hasil penyelidikan geologi yang telah dilakukan sejak zaman Belanda. Hingga saat ini, para ahli di Museum Geologi senantiasa bersemangat untuk terus melakukan penyelidikan geologi guna memperkaya informasi geologi dan temuan koleksi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kali ini, Majalengka menjadi lokasi penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Museum Geologi pada tanggal 23 Februari – 8 Maret 2023, berfokus pada penemuan koleksi Invertebrata.
Kegiatan penyelidikan di Majalengka dan Sekitarnya
Sedikit bercerita tentang proses penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Museum Geologi, hal ini bermula dari koordinasi tim dalam menyusun rencana kegiatan di lapangan. Kemudian, dilanjutkan dengan pengumpulan dan pemahaman data sekunder tentang Majalengka dan sekitarnya. Data sekunder dapat berupa laporan peneliti terdahulu, database koleksi, dan peta geologi. Sebelum berangkat ke lapangan, tim akan mempersiapkan peralatan geologi untuk mendukung kegiatan tersebut, yakni berupa palu, GPS, lup, kompas, meteran, parameter, komparator atau pembanding, kamera, plastik sampel, alat pahat, buku catatan lapangan dan alat tulis serta milimeter block. Selain itu, tim juga telah menyusun beragam strategi seperti pembagian tugas di lapangan maupun jalur lintasan yang nantinya akan ditelusuri. Biasanya, tim juga sering mengumpulkan informasi dari penduduk setempat terkait penemuan fosil, karena memang seringkali informasi temuan fosil berasal dari masyarakat. Fosil yang ditemukan di lapangan juga diberi perlakuan khusus agar terjaga dan dapat terkirim dengan baik sampai ke kantor (Museum Geologi). Hal ini dilakukan untuk proses selanjutnya atau yang sering kali disebut dengan kegiatan laboratorium, seperti preparasi dan identifikasi koleksi. Di samping itu, kegiatan ini juga akan dilengkapi dengan analisis dan pembuatan laporan.
Pada penyelidikan ini, sebagian besar fosil invertebrata yang ditemukan di Majalengka dan sekitarnya adalah termasuk ke dalam Kelas Gastropoda dan Bivalvia. Keduanya termasuk ke dalam Filum Moluska. Bahkan, dalam satu singkapan keterdapatannya seringkali melimpah.
Gastropoda
Fosil ini berbentuk seperti menara yang melingkar atau mengulir ke atas dengan panjang sekitar 5 – 15 cm, bercangkang tunggal, dengan rongga mantel menghadap ke depan atau yang disebut dengan aperture. Gastropoda ada yang hidup di permukaan substrat dan ada pula yang hidup dengan cara membenamkan diri pada substrat berpasir dan berbatu. Fosil moluska dari kelas gastropoda yang ditemukan di Majalengka antara lain Turritella sp., Turricula sp., dan Architectonica sp. Fosil ini merupakan fosil penciri yang sering hidup di area laut dangkal yaitu berkisar 0 – 200 m di bawah permukaan laut.
Turritella sp.
Turricula sp.
Architectonica sp.
Bivalvia
Fosil ini memiliki cangkang yang terdiri atas dua bagian yang sama besar dan di bagian dorsal (punggung) menyatu oleh adanya ligamen sendi / engsel yang membungkus tubuhnya. Cara hidup bivalvia beragam, ada yang membenamkan diri, menempel pada substrat bahkan ada yang berenang aktif. Bivalvia yang ditemukan pada lokasi penyelidikan ukurannya sekitar 1 – 10 cm. Fosil moluska dari kelas bivalvia yang ditemukan di Majalengka antara lain adalah Timoclea sp. dan Placuna sp. Mereka biasa hidup di laut dangkal dengan kedalaman sekitar 0-200 m.